Ads 468x60px

mutiara hati


Cinta Kerana Allah

Sering aku mendengar kata ini “Cinta”,
Bahkan mungkin sejak masih hingusan.
Tapi kata “Cinta kerana Allah”
Aku baru mendengarnya saat menapaki jinjang MA ini
Lalu seperti apa “Cinta kerana Allah” itu?
Jika sekarang aku mengatakan
“Sahabatku, aku mencintaimu kerana Allah”,
Apa yang membuatmu mempercayai kata-kataku?
Aku rasa bukan kerana aku menuruti semua mahumu
Dan membiarkan kau melakukan apapun yang kau suka bukan?
Bukan… aku rasa bukan itu…
Maka akan aku katakan “Aku mencintaimu kerana Allah”…
Ketika aku menyayangimu kerana akidahmu …
Ketika aku meluruskanmu kerana tak ingin kau berbelok arah …
Ketika aku mendo’akanmu tanpa kau tahu …
Ketika aku berlapang dada dengan teguranmu …
Ketika aku tersenyum untuk kebahagiaanmu …
Ketika aku menguatkan saat kau mulai terjatuh …
Ketika aku sekuat tenaga tanpa jemu membantumu ..
Ketika sahutan salam menyapa saat kita bertemu …
Ketika aku begitu cepat melupakan kesalahanmu …
Ketika aku membuka lebar-lebar pintu maaf untukmu …
Ketika aku menjaga rahsiamu …
Ketika kita duduk bersama dan pembicaraan kita selalu tertuju untuk kebaikan …
Dan Ketika terkadang aku perlu melepasmu dengan penuh keikhlasan …
Jika Allah yang memintaku untuk mencintaimu…
Dan aku melakukannya, dengan izin Allah dan semoga hanya kerana Allah….
Sahabatku, apa kau juga “mencintaiku kerana Allah”?
Maka aku akan selalu berharap…. dan semoga hanya kerana Allah….
Amin.
Nabi SAW bersabda :
“Doanya seorang muslim untuk saudaranya yang tidak bersamanya pasti dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang menjaganya. Setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya, malaikat itu berkata “Amin”, Dan engkau akan mendapatkan yang serupa.” (Muslim: 48-Kitab adz-Dzikr wad Du’aa’, hlm. 88)
Dalam sebuah hadis qudsi Allah swt berfirman :
“KecintaanKu pasti akan diberikan kepada orang-orang yang saling mencintai keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling mengunjungi keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling memberi keranaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling menjalin persaudaraan keranaKu” …





Kita akan Bersama dengan Orang yang Kita Cintai

Sahdan pada zaman Rasulullah SAW masih ada di dunia, ada seorang Arab Badui yang menyeruak jamaah sholat untuk mendekati Rasulullah SAW. Dan ketika sudah dekat, orang itu bertanya “Wahai Rasul Allah, Kapankah kiamat terjadi?”.
Nabi tidak segera menjawabnya, karena sholat sudah hampir dididirikan.
Ketika sholat telah usai, dengan lembut penuh wibawa. Rasulullah SAW, bersabda, “Mana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat?”. Orang itu segera menjawab “Saya, wahai Rasulullah”. Nabi balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut datangnya kiamat?”. Sejenak, majelis itu diliputi suasana hening, sampai orang itu berucap, “Saya tidak mempersiapkan amal yang banyak. Saya hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Dengan tersenyum, Nabi menjawab, “Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai“.
Sungguh luar biasa apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW ini, sehingga para sahabatpun meerasa tergugah untuk ikut mengajukan pertanyaan kepada beliau, “Wahai Rasulullah apakah ucapan itu hanya berlaku untuk dia saja?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, ucapanku ini berlaku pula untuk kalian dan orang-orang yang sesudah kalian, nanti”.
Kegembiraan segera menyelimuti orang-orang yang hadir di majelis itu, hingga Anas bin Malik berujar, “Aku belum pernah melihat kaum muslimin begitu berbahagia setelah masuk Islam karena sesuatu, seperti bahagianya mereka mendengar sabda Nabi SAW tersebut”
dari Hadist Rasulullah




Kebiasaan Rasulullah SAW Sebelum Tidur

Ada sebuah hadits dari Rasulullah yang merupakan sebuah saran yang dialamatkan ntuk istrinya yaitu Siti Aisyah, tetapi sifat dari hadits ini bukan hanya dikhususkan untuk Siti Aisyah semata, tetapi disunatkan pula untuk dilakukan oleh setiap orang yang mengaku Muslim, inilah haditsnya, mudah2an kita semua mampu untuk mendawamkannya (istiqomah) agar senantiasa hidup kita senantiasa diberkahi oleh Allah Subhanahu wata’ala,
Rasulullah bersabda :

“Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
1. Sebelum khatam Al Qur’an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir
3. Sebelum para muslim meridhoi kamu
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh”
Bertanya Aisyah :
“Ya Rasulullah, Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”
Rasul tersenyum dan bersabda :
1. “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur’an.”Bismillaahir rohmaanir rohiim, Qulhualloohu ahad’ Alloohushshomad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad’ (3x)
2. “Membaca sholawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari kiamat“. Bismillaahir rohmaanir rohiim, Alloohumma shollii ‘alaa Muhammad wa’alaa alii Muhammad (3x)“
3. “Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu“. Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x)

4. “Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh“.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaaha illalloohu alloohu akbar (3x)


Dalam Sujud Terakhirku


Dalam sujud terakhirku Ya Allah...
kuteriakkan Asma-Mu sekeras-kerasnya
agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku

Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi...
ku menangis sejadi-jadinya
biar kering mata ini
namun basah ladang hati yang gersang

Dalam sujud terakhirku Ya Rahman...
kulihat semua dosa yang membayangiku
kelam mencengkram jiwa yang lusuh

Dalam sujud terakhirku Ya Rahim...
biarkan aku patah dalam cahayaMu
biarkan kumusnahkan titik-titik kemunafikanku
agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu

Dalam sujud terakhirku
biarkan aku hirup nafasku sekali lagi
hanya untuk menyebut namaMu dan kekasihMu tercinta




Pernahkah Anda Berfikir


Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?

Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?

Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?

Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?

Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki di dunia ini?

Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?

Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan dunia ini?

Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?

Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.

Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang.

Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.

“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mngerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)

Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."(QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu’minuun, 23:115)

Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:

“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)

Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)





Maka Nikmatilah, Karena Ini Pun Akan Berlalu


Azimah Rahayu


Saat di depanmu terhidang nasi sayur tahu tempe, mengapa mesti sibuk berandai-andai dapat makan ikan, daging atau ayam ala resto? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang ada tanpa berkesah, pastilah rasanya tak jauh beda. Karena enak atau tidaknya makanan lebih tergantung kepada rasa lapar dan mau tidaknya kita menerima apa yang ada. Maka nikmatilah, karena jika engkau terus mengharap makanan yang lebih enak, makanan yang ada di depanmu akan basi, padahal belum tentu besok engkau akan mendapatkan yang lebih baik daripada hari ini.

Saat engkau menemui udara pagi ini cerah, langit hari ini biru indah, mengapa sibuk mencemaskan hujan yang tak kunjung datang? Padahal kalau saja kau nikmati adanya tanpa kesah, pastilah kau dapat mengerjakan begitu banyak kegiatan dengan penuh kegembiraan. Maka nikmatilah, jangan malah resah memikirkan hujan yang tak kunjung tumpah. Karena jika kau tak menikmatinya, maka saat tiba masanya hujan menggenangi tanahmu, kau pun kan kembali resah memikirkan kapan hujan berhenti.

Percayalah, semua ini akan berlalu, maka mengapa harus memikirkan sesuatu yang tak ada, namun suatu saat pasti akan hadir jua? Sedang hal itu hanya akan membuat kita kehilangan keindahan hari ini karena mencemaskan sesuatu yang belum pasti.

Saat engkau memiliki sebuah pekerjaan dan mendapatkan penghasilan, meski tak sesuai dengan yang kau inginkan, mengapa mesti kesal dan membayangkan pekerjaan ideal yang jauh dari jangkauan? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang kau miliki, tentu akan lebih mudah menjalani. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat kau dapatkan apa yang kau inginkan, ternyata tak seindah yang kau bayangkan. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat sudah kau lepaskan, kau akan menyesal, ternyata begitu banyak kebaikan yang tidak kau lihat sebelumnya. Ternyata begitu banyak keindahan yang terlewat tak kau nikmati.

Maka nikmatilah, dan jangan habiskan waktumu dengan mengeluh dan menginginkan yang tidak ada. Maka nikmatilah, karena suatu saat, semua ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, jangan sampai kau kehilangan nikmatnya dan hanya mendapatkan getirnya saja. Maka nikmatilah dengan bersyukur dan memanfaatkan apa yang kau miliki dengan lebih baik lagi agar besok menjadi sesuatu yang berguna. Maka nikmatilah karena ia akan menjadi milikmu apa adanya dan hanya saat ini saja. Sedang besok bisa jadi semua telah berganti.

Jika hari ini engkau menderita, maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu, jangan biarkan dia pergi, kemudian ketika kau harus lebih menderita suatu saat nanti, engkau tidak sanggup menahannya. Maka nikmatilah rasa sedihmu, dengan mengenang kesedihan yang lebih dalam yang pernah kau alami. Dengan membayangkan kesedihan yang lebih memar pada hari akhir nanti jika kau tak dapat melewati kesedihan kali ini.

Dengan menemukan penghapus dosa pada musibah yang kau alami kini. Maka nikmatilah rasa galaumu, dengan betafakkur lebih banyak atas permasalahan yang kau hadapi. Dengan memikirkan kedewasaan yang kan kau gapai atas resah dan galau itu. Dengan kematangan yang akan kau miliki setelah berhasil melewati semua ini. Maka nikmatilah rasa marahmu, dengan kemampuan mengendalikan diri. Dengan memikirkan penggugur dosa yang kan kau dapatkan. Dengan mendapatkan kemenangan atas diri pribadi yang tak semua orang dapat lakukan.

Maka nikmatilah, dengan berpikir positif atas apa pun yang kau jalani, atas apapun yang kau hadapai, atas apapun yang kau terima, karena dengan begitu engkau akan bahagia. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu jua. Maka nikmatilah, karena rasa puas dan syukur atas apa yang telah kita raih akan menghadirkan ketenteraman dan kebahagiaan. Sedang ketidakpuasan hanya akan melahirkan penderitaan. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, agar engkau tidak kehilangan hikmah dan keindahannya, saat segalanya telah tiada. Maka nikmatilah, agar tak hanya derita yang tersisa saat semua telah berakhir jua.



0 komentar:

Posting Komentar